Bunda
Aku rindu
Aku rindu pelukmu
Aku rindu belaian kasihmu
Aku rindu senyummu
Aku rindu tawa candamu
Bunda
Hanya lewat tulisan ini aku tumpahkan
kerinduanku
Selalu ku katakan tiap malam, tiap aku ingin
terlelap “bunda aku rindu”
Aku selalu rindu tidur di sisi
bunda, karna aku ingin mendengar dongeng seperti dulu atau sekedar merasakan
hangatnya usapan lembut jari-jari bunda di punggung, kemudian nyanyian merdu
bunda yang mengiringi jiwa yang terbang ke alam mimpi.
Bunda setiap aku merindukanmu aku
selalu teringat semua yang telah bunda berikan kepadaku. Setiap tengah malam
aku menangis kadang karena haus, lapar atau karna tak betah setelah buang air
kecil, tak pernah bunda mengeluh apalagi melanjutkan tidurmu. Secepat kilat
bunda bangun mengganti popok untuk ku atau menyusui ku yang kehausan. Baru
sekitar setengah jam bunda terpejam aku menangis lagi kali ini karena nyamuk
yang mengganggu. Bunda tahu itu, sesungguhnya bunda tak pernah benar-benar
terlelap. Antara sadar dan tidak, Bunda pasti terbangun setiap kali lenguhan ku
ini terdengar seraya sigap memberi apapun yang diinginkan.
Disaat aku masih suka pipis di celana, bunda tak pernah marah.
Bunda hanya menuntun tangan kecil ini sambil menuju tempat pipis yang
sebenarnya. Saat harus membersihkan bekas buang air kecil atau kotoran yang bau
nan menjijikkan, kadang saat bunda tengah asik menikmati santapan pagi, siang
maupun malam. Dengan senyum terindah, bunda tinggalkan makan bunda untuk sesaat
membersihkanku.
Kalau bunda tersenyum saat aku mendapat
nilai sempurna di sekolah, itu biasa. Namun senyum yang sama terukir dibibir
ketika nilai ku jauh dari sempurna. Bunda tahu, marah karena nilai jelek yang
aku dapatkan tidak akan membenahi keadaan. Senyumnya justru memberi aku arti
bahwa bunda tetap bangga terhadap ku dalam kondisi apapun. Dan karena itulah,
aku berjanji untuk senantiasa memberi nilai setimpal untuk senyum indahnya itu.
Disaat aku sakit berhari-hari sampai
tidak mau makan dan minum. Bunda sedih, meski yang sakit aku, tapi bunda lebih
menderita dari siapapun di dunia ketika itu. Bunda tau, saat aku sakit bunda
akan merasa bundalah yang sakit. Karna aku adalah buah hati bunda, mutiara jiwa
bunda. Maka jika sakit buah hati bunda, maka sakit pula bunda secara
keseluruhan. Jika sakit mutiara jiwa bunda, maka sakit pula tubuh
keseluruhannya.
Pada akhirnya aku memutuskan untuk
merantau mencari ilmu. Bunda menangis, akan ada orang lain didekat ku selain
bunda. Meski demikian bunda tau, bahwa aku selalu ada didekat bunda. Bunda tau
bunda tak akan kehilangan diri ini meski harus jauh dan jarang berada di rumah.
Kini kerap aku lupa menelepon
sekedar untuk menanyakan kabar. Bunda tau bukan karna aku lupa tapi karna aku
ingin membuat bunda selalu tersenyum dengan apa yang aku capai. Bahkan tanpa
diberi tahu, bunda selalu yakin aku dalam keadaan baik-baik saja. Karena itu
yang tak pernah lupa bunda panjatkan doa disujud malam bunda.
Maaf bunda, karna aku sering lupa
untuk meneleponmu untuk memberi kabar atau menanyakan kabarmu. Tapi
sesungguhnya aku sangat merindukan mu, aku selalu ingin memberi senyum di hidup
bunda, aku ingin tawa bunda selalu, aku yang tak akan memberikan air mata
kepedihan mengalir di mata brning bunda.
Bunda
I
miss you and I live you
Tidak ada komentar:
Posting Komentar