Jumat, 19 April 2013

Dear Diary




Diary Kini Aku talah menjawab 3 pertanyaan hidup 2 tahun yang lalu saat aku duduk di bangku kelas XI SMA yang pernah ku tulis di sebuah buku puisi karyaku. Aku menyangka jika pertanyaan ini sangat mustahil  untuk diwujudkan
Menatap diri
Saat aku menatap wajah ini
Tak sedikitpun terlihat rasa sedih dan sakit di raut wajah ini
Tetapi dibalik semuanya, terdapat sejuta kesedihan
Bermacam jenis  raut wajah menahan rasa sakit yang begitu menyiksa
Disaat aku melihat pikiranku
Begitu banyak hal yang tak mampu ku pikirkan
Tetapi di balik semua terdapat banyak mimpi dan khayalan
Yang ingin ku wujudkan kelak
Tetapi begitu banyak rintangn yang kan kulalui
Disaat aku melihat isi hatiku
Begitu banyak racun yang kelah akan membunuhku
Tetapi disisih lain begitu penuh dengan rasa sayangku pada teman-teman
yang belum pernah kutemui
akankah raut wajah ini akan berubah??
Akankah mimpiku dapat kuwujudkan??
Akankan aku dapat bertemu dan berbagi dengan teman-teman
yang belum pernah kutemui????

Puisi ini kutulis 19 November 2011 jam 08:42. Saat itu aku dinyatakan mengidap penyakit liver yang awalnya aku mengira jika aku tak akan bisa melihat dunia lebih lama lagi. Namun semua yang aku pikirkan salah aku menderita penyakit liver hanya 3 bulan sehingga hanya di golongkan akut
Karna penyakit yang kuderita tidak kronos perlahan wajah ini berubah. Senyumku ialah senyumku, bukanlah sedih. Tawaku ialah tawaku, bukan tangisku. Bahagiaku ialah bahagia, bukanlah sakit seperti yang sebelumya ku rasakan
Meski raut wajah telah berubah tapi, mimpi tak dapat secepatnya di wujudkan. Ini dikarnakan aku harus menjaga kesehatanku agar aku juga dapat bertemu dengan teman-teman yang belum pernah kutemui
Hari-hariku selalu ku lalui dengan bahagia hingga suatu hari aku mengekspresikan pikiranku dengan menggabungkan kata menjadikannya sebuah karya-karya yang di senang banyak orang.
Dua pertanyaan telah kujawab seiring berjalannya waktu. Namun kali ini tantangan ku begitu besar dan ini bukan dikarnakan sakit liver atau apapun penyakit yang pernah kuderita. Melainkan kecelakaan mobil yang telah merengut nyawa kakak ku dan hampir membuat aku kehilangan kaki ku
sungguh seperti berada di ruangan putih yang sangat besar tanpa satupun orang yang menemani ku hingga usapan lembut tangan ibuku yang menyadarkan ku dari mimpi buruk ku
ibu ku selalu ada. Saat aku berada di kursi roda, ia senantiasa mengantarkanku kemana ku ingin pergi. Disaat aku kesulitan memakai tongkat, ia dengan senang hati menuntunku agar aku tidak terjatuh dan disaat aku dapat berlari lagi ialah orang pertama yang kuperlihatkan jika aku dapat berlari lagi dan dikala itu ia menangis bahagia
dan diawali dengan aku dapat berjalan lagi, aku pun dapat menuntut ilmu di Universitas Negeri di daerah ku. Aku lebih memilih menuntut ilmu di daerah ku dari pada aku harus jauh merantau meninggalkan ibu yang selalu ada untuk ku
meski hanya di daerah ku yang awalnya ku kira hanya sedikit teman yang sebelumnya belum pernah ku temui. tapi, ternyata salah disini aku menemukan banyak teman yang sebelumnya belum pernah kutemui
dan akhirnya semua pertanyaan ku telah kujawab meski membutuhkan waktu yang lama dan mungkin semua ini tak kan bertahan lama karna kini penyakit liverku berubah menjadi kronis
Diary sampaikan semua ini pada semua teman yang sangat ku sayangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar