Senin, 29 April 2013

Tanpa Arah

Tak tau aku harus mengarah ke mana,
aku t'lah kehilangan arah ku
bahkan sang penunjuk arah pun t'lah tak bersamaku
sejak 2 minggu yang lalu
dan untuk selamanya tidak kan bersama ku

Minggu, 28 April 2013

Menanti Hadirmu



Menanti Hadirmu
Semilir Angin membuat tubuhku gigil
Aku hanya dapat berharap
Pelukmu dan hangat tubuhmu
Yang dapat menghangatkan jiwaku
Saat ini aku menanti mu
Menanti peluk hangat tubuhmu
Di temani cahaya rembulan
Aku akan selalu menantikan hadirmu

Jumat, 19 April 2013

Mereka Yang Mengubah Hidupku













orang-orang yang berhasil menyesatkan ku di jalan yang  benar
terima kasih atas ilmu yang telah kalian berikan
meski aku belum sempurna di jalan-Nya
tapi aku jauh lebih baik dari sebelumnya :)

Dear Diary




Diary Kini Aku talah menjawab 3 pertanyaan hidup 2 tahun yang lalu saat aku duduk di bangku kelas XI SMA yang pernah ku tulis di sebuah buku puisi karyaku. Aku menyangka jika pertanyaan ini sangat mustahil  untuk diwujudkan
Menatap diri
Saat aku menatap wajah ini
Tak sedikitpun terlihat rasa sedih dan sakit di raut wajah ini
Tetapi dibalik semuanya, terdapat sejuta kesedihan
Bermacam jenis  raut wajah menahan rasa sakit yang begitu menyiksa
Disaat aku melihat pikiranku
Begitu banyak hal yang tak mampu ku pikirkan
Tetapi di balik semua terdapat banyak mimpi dan khayalan
Yang ingin ku wujudkan kelak
Tetapi begitu banyak rintangn yang kan kulalui
Disaat aku melihat isi hatiku
Begitu banyak racun yang kelah akan membunuhku
Tetapi disisih lain begitu penuh dengan rasa sayangku pada teman-teman
yang belum pernah kutemui
akankah raut wajah ini akan berubah??
Akankah mimpiku dapat kuwujudkan??
Akankan aku dapat bertemu dan berbagi dengan teman-teman
yang belum pernah kutemui????

Puisi ini kutulis 19 November 2011 jam 08:42. Saat itu aku dinyatakan mengidap penyakit liver yang awalnya aku mengira jika aku tak akan bisa melihat dunia lebih lama lagi. Namun semua yang aku pikirkan salah aku menderita penyakit liver hanya 3 bulan sehingga hanya di golongkan akut
Karna penyakit yang kuderita tidak kronos perlahan wajah ini berubah. Senyumku ialah senyumku, bukanlah sedih. Tawaku ialah tawaku, bukan tangisku. Bahagiaku ialah bahagia, bukanlah sakit seperti yang sebelumya ku rasakan
Meski raut wajah telah berubah tapi, mimpi tak dapat secepatnya di wujudkan. Ini dikarnakan aku harus menjaga kesehatanku agar aku juga dapat bertemu dengan teman-teman yang belum pernah kutemui
Hari-hariku selalu ku lalui dengan bahagia hingga suatu hari aku mengekspresikan pikiranku dengan menggabungkan kata menjadikannya sebuah karya-karya yang di senang banyak orang.
Dua pertanyaan telah kujawab seiring berjalannya waktu. Namun kali ini tantangan ku begitu besar dan ini bukan dikarnakan sakit liver atau apapun penyakit yang pernah kuderita. Melainkan kecelakaan mobil yang telah merengut nyawa kakak ku dan hampir membuat aku kehilangan kaki ku
sungguh seperti berada di ruangan putih yang sangat besar tanpa satupun orang yang menemani ku hingga usapan lembut tangan ibuku yang menyadarkan ku dari mimpi buruk ku
ibu ku selalu ada. Saat aku berada di kursi roda, ia senantiasa mengantarkanku kemana ku ingin pergi. Disaat aku kesulitan memakai tongkat, ia dengan senang hati menuntunku agar aku tidak terjatuh dan disaat aku dapat berlari lagi ialah orang pertama yang kuperlihatkan jika aku dapat berlari lagi dan dikala itu ia menangis bahagia
dan diawali dengan aku dapat berjalan lagi, aku pun dapat menuntut ilmu di Universitas Negeri di daerah ku. Aku lebih memilih menuntut ilmu di daerah ku dari pada aku harus jauh merantau meninggalkan ibu yang selalu ada untuk ku
meski hanya di daerah ku yang awalnya ku kira hanya sedikit teman yang sebelumnya belum pernah ku temui. tapi, ternyata salah disini aku menemukan banyak teman yang sebelumnya belum pernah kutemui
dan akhirnya semua pertanyaan ku telah kujawab meski membutuhkan waktu yang lama dan mungkin semua ini tak kan bertahan lama karna kini penyakit liverku berubah menjadi kronis
Diary sampaikan semua ini pada semua teman yang sangat ku sayangi

Kamis, 18 April 2013

Rindu mengingat segalanya


Bunda
Aku rindu
Aku rindu pelukmu
Aku rindu belaian kasihmu
Aku rindu senyummu
Aku rindu tawa candamu
Bunda                 
Hanya lewat tulisan ini aku tumpahkan kerinduanku
Selalu ku katakan tiap malam, tiap aku ingin terlelap “bunda aku rindu”
            Aku selalu rindu tidur di sisi bunda, karna aku ingin mendengar dongeng seperti dulu atau sekedar merasakan hangatnya usapan lembut jari-jari bunda di punggung, kemudian nyanyian merdu bunda yang mengiringi jiwa yang terbang ke alam mimpi.
            Bunda setiap aku merindukanmu aku selalu teringat semua yang telah bunda berikan kepadaku. Setiap tengah malam aku menangis kadang karena haus, lapar atau karna tak betah setelah buang air kecil, tak pernah bunda mengeluh apalagi melanjutkan tidurmu. Secepat kilat bunda bangun mengganti popok untuk ku atau menyusui ku yang kehausan. Baru sekitar setengah jam bunda terpejam aku menangis lagi kali ini karena nyamuk yang mengganggu. Bunda tahu itu, sesungguhnya bunda tak pernah benar-benar terlelap. Antara sadar dan tidak, Bunda pasti terbangun setiap kali lenguhan ku ini terdengar seraya sigap memberi apapun yang diinginkan.
            Disaat aku masih suka  pipis di celana, bunda tak pernah marah. Bunda hanya menuntun tangan kecil ini sambil menuju tempat pipis yang sebenarnya. Saat harus membersihkan bekas buang air kecil atau kotoran yang bau nan menjijikkan, kadang saat bunda tengah asik menikmati santapan pagi, siang maupun malam. Dengan senyum terindah, bunda tinggalkan makan bunda untuk sesaat membersihkanku.
            Kalau bunda tersenyum saat aku mendapat nilai sempurna di sekolah, itu biasa. Namun senyum yang sama terukir dibibir ketika nilai ku jauh dari sempurna. Bunda tahu, marah karena nilai jelek yang aku dapatkan tidak akan membenahi keadaan. Senyumnya justru memberi aku arti bahwa bunda tetap bangga terhadap ku dalam kondisi apapun. Dan karena itulah, aku berjanji untuk senantiasa memberi nilai setimpal untuk senyum indahnya itu.
            Disaat aku sakit berhari-hari sampai tidak mau makan dan minum. Bunda sedih, meski yang sakit aku, tapi bunda lebih menderita dari siapapun di dunia ketika itu. Bunda tau, saat aku sakit bunda akan merasa bundalah yang sakit. Karna aku adalah buah hati bunda, mutiara jiwa bunda. Maka jika sakit buah hati bunda, maka sakit pula bunda secara keseluruhan. Jika sakit mutiara jiwa bunda, maka sakit pula tubuh keseluruhannya.
            Pada akhirnya aku memutuskan untuk merantau mencari ilmu. Bunda menangis, akan ada orang lain didekat ku selain bunda. Meski demikian bunda tau, bahwa aku selalu ada didekat bunda. Bunda tau bunda tak akan kehilangan diri ini meski harus jauh dan jarang berada di rumah.
            Kini kerap aku lupa menelepon sekedar untuk menanyakan kabar. Bunda tau bukan karna aku lupa tapi karna aku ingin membuat bunda selalu tersenyum dengan apa yang aku capai. Bahkan tanpa diberi tahu, bunda selalu yakin aku dalam keadaan baik-baik saja. Karena itu yang tak pernah lupa bunda panjatkan doa disujud malam bunda.
            Maaf bunda, karna aku sering lupa untuk meneleponmu untuk memberi kabar atau menanyakan kabarmu. Tapi sesungguhnya aku sangat merindukan mu, aku selalu ingin memberi senyum di hidup bunda, aku ingin tawa bunda selalu, aku yang tak akan memberikan air mata kepedihan mengalir di mata brning bunda.
Bunda
I miss you and I live you

Yang Gak Jelas


Aku mungkin terlihat aneh diantara tujuh temanku, keanehan itu sangat terlihat jelas karna aku selalu sibuk dengan buku kecilku. Sangat berbeda dengan teman”ku yang lainya yang tiap jam, menit, bahkan detik sibuk dengan alat komunikasi yang bias d bawa kemana saja (maklum aja lah kenapa aku hanya sibuk denagn buku kecil ku, aku kan gx punya handpone)
Setiap jam, menit, bahkan detikku selalu kuisi dengan menulis. Menulis semua peristiwa yang kulalui baik suka maupun duka. Banyak dan sering teman-teman ku bertanya ”kenapa aku harus menulis peristiwa tiap menit????” dan jawabanya sangat mudah ‘karna aku tidak ingin kelupaan sedit pun peristiwa harianku selama aku masih single, because kalo dah gx single peristiwa harian pasti akan beebeda 180 (eh.. kog jadi belajar matematika, ya udah ku lanjutin lagi ea ceritanya)
Meskupun aku gx punya handepone tapi aku punya seperangkat komputer butut yeah..walaupun butut tapi masih bisa di gunakan dengan baik kog J. Setiap hari setelah pulang kuliah waktu yang tersisa kuhabiskan berada di depan komputer bututku untuk menulis dan menciptakan cerita untuk memotivasi orang lain.
Mengapa aku ingin memotuiasi orang lain???(lah kog jadi pertanyaan emangnya mau ujian). namun semua ini kutekuni karna sebuah kalimat yang pernah ku baca di sebuah buku yang aku tak tau judulnya karna bukunya sudah tidak pakai baju lagi(ih..malu donk kalo gx pake baju), di dalam buku itu aku menemuka kalimat “ jika anda mendapatkan sebuah cerita jagalah sebaik-baiknya, belajarlah untuk menyampaikan kepada orang yang membutuhkanya, kadang kala seseorang lebih membutuhkan cerita dari pada makanan,” dengan kalimat ini aku tertarik untuk merangkai kata menjadi sebuah paragraph dan menyatukan menjadi sebuah cerita, kenapa?? Karna aku tidak punya uang untuk membelikan mekanan pada setiap orang lapar yang datang kepada ku, dari pada aku di makan lebih baik aku semprot duluan dengan rangkaian ceritaku(di semprot wak emangnya mau nyuci mobil)
Selain hariku yang selalu d padati dengan jadwal menulis, aku pun tidak kalah eksis di dunia maya. Hingga sangking banyaknya akun di dunia maya tak jarang akunku dibelokir, tapi tak patah semangat. Semakin sering di belokir semakin banyaklah akun ku di dunia maya seperti kata pepatah ’mati satu tumbuh seribu’
Tapi kalo kebanyakan akun aku sendiri yang jadi bingung mau bikin status apa dan hasilnya semua statusnya pada gx jelas. Tapi walaupun hasilnya gx jelasjika dikumpulkan dan dirangkai kembali hasilnya sangat luarbiasa. Itu pun kata ibuku yang ku paksa untuk membaca rangkaian status gx jelas anaknya dan ternyata diam-diam ibuku menerbitka karya anaknya yang aneh ini ke salah satu Koran nasional yang setiap hari di baca oleh ayahku tapi yang paling membuat jantungku hampir lepas saat aku melihat ternyata ada foto ku yang paling cute kalo di lihat pake pipet dari tengah laut terpampang di profil penulis. Oh…sungguh ibu yang jahil, melebihi kejahilan anaknya.
Pantesan aja keluargaku sering dijuluki keluarga aneh oleh para tante dan oom ku. Bagaimana tidak aneh Ayahku seorang pelukis yang setiap hari berhayal dan menggoreskan cat di kanvas dengan menggunakan kuasnya yang udah butut yang menurut ayah itu adalah barang keramat. Ibu ku seorang IRT yang senantiasa berada di rumah kecuali kalo ada kondanagn ibu baru menghilang dari rumah. Yang terakir kakakku, seorang penyair yang sering mempermainkan dan membolak balik kata. Ini nih yang bikin orang males berbicara dengan kakak ku soalnya kalo berbicara denganya berbelit-belit kalo biasanya orang berbicara dengan waktu 1/9 detik dah ngerti tapi kalo bicara dengan kakak ku butuh waktu 9/1 jam untuk memaknakan perkataanya.
Oh iya sebenernya aku masih punya dua kakak lagi tapi hingga 18 tahun aku hidup sama sekali belum pernah melihat wujudnya. Mungkin juga terlihat aneh punya saudara tapi selama 18 tahun gx pernah bertemu, kedua saudara ku ini menghilang di salah satu kota besar d pulau jawa dan hingga kini tak kutemukan jiwa dan raga meraka
Ini lah salah satu alasan kenapa aku selalu menuliskan tiap detik peristiwa di buku kecilku, karna jika kelah ku temukan kedua saudaraku kan kuceritakan semua peristiwa yang kulalui selama mencari keberadaan meraka tanpa sedikitpun tertinggal
ADUH sekian dulu ceritaku hari ini because mataku dah lobet,harus secepatnya di cas dengan tidur di kasur yang super empuk. Cukup sekian yang dapat saya sampaikan dan saya akhiri dengan wabilahitaufikwalhidayah wasalamualaikum warahmatullah hi wabarokatu(pake gaya berpidato pulak)