Sabtu, 14 September 2013

WAKTU


: Ambilah waktu untuk berpikir, itu adalah sumber kekuatan
: ambilah waktu untuk bermain,itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi
: ambilah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan
: ambilah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan
: ambilah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan tuhan
: ambilah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan
: ambilah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati
: ambilah waktu untuk member, itu adalah membuat hidup terasa berarti
: ambilah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan
: ambilah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju surga

Selasa, 16 Juli 2013

Alhamdulillah, Masih Menjumpai Ramadhan!


Ucapan seperti ini gampang kita dengar dari lisan setiap insan muslim ketika ia kembali ditemukan dengan ramadhan. Hanya terkadang agak sukar untuk diterapkan dalam bentuk ‘amaliah ramadhaniahnya. Karena itu saja barangkali belum lengkap jika tidak dibarengi dengan sebuah manifestasi dalam bentuk amal.
Introspeksi diri terkadang baru hadir tatkala ramadhan sudah diambang pintu. Ada rasa menyesal yang teramat mendalam. Ada pula rasa bersyukur. Rasa penyesalan ketika teringat saat ramadhan tahun lalu tak dilalui dengan sebaik-baiknya. Hingga hari ini tamu agung itu datang kembali menjumpai. Alhamdulillah.. Tapi, apakah kita masih harus seperti tahun yang lalu itu?
Ibarat menemukan sebuah musim. Si pemilik kebun berbunga-bunga hatinya bagai mekar dan mewangi serta berputiknya berbagai jenis pohon buah-buahan di kebunnya. Pada waktu yang sama si pemilik kebun lengah dengan suatu pekerjaan lain. Hingga akhirnya ia meninggalkan kebunnya terlantar.
Musim pun berakhir. Sementara ia belum dapat menikamati hasil panen kebunnya secara maksimal. Ruginya lagi, dia baru akan menemukan musim itu setahun kedepannya lagi. Nyesel banget bukan!
Bersyukur, karena ramadhan tahun ini masih bisa kita jumpai. Karena betapa banyak mereka yang mengandaikan berjumpa kembali dengan bulan mulia ini, tapi dia dipanggil terlebih dahulu oleh Allah swt. Atau mungkin dia masih bersama kita, tapi terbaring di rumah sakit.
Karena dengan menjumpai ramadhan kembali setidaknya ada peluang besar untuk kembali memperbaiki diri. Agar menjadi lebih berbakti kapada Allah swt.
Wallahu a’lam bisshawab

Kamis, 04 Juli 2013

Aku Merindumu

ketika setiap kata tak mampu lagi terucap dihadapanmu
aku berharap mata hati mampu sampaikan apa yang kurasakan
hati ini
jiwa ini
amatlah sangat merindukanmu
ingin rasakan kehadiranmu
bagai pagi tanpa mentari
rindu ini sangatlah amat menyiksa aku
setiap tetes embun ini
menusuk-nusuk sukma kuyang mengharapkan harap kehadiranmu
tak mungkin aku berlari
untuk mengejar bayanganmu
tak mungkin aku menjerit
untuk memanggil indah namamu
hanya ada satu kata untukmu
satu kata yang saat ini ada dihatiku
RINDU 
yaa.... aku merindumu
tak akan indah warna hidupku
bila tanpa merindumu
sempurna kasihku tanpa cintamu
ada padamu
dan hanya untukmu

Jiwaku Terbang Bersamamu


Jiwaku rapuh
Bertebaran angin
Hampa sepi kosong
Dimana diriku yang dulu
Dimana perasan ku
Semangatku bahkan jiwa dan hati ku
Tak menyatu dengan raga ku
Hei…. Pujangga cinta
Kembalikan separuh hatiku
Sirami dengan kasihmu
Jangan biarkan aku merana kaeana mu
Hei…. Penguasa hati
Datang lah kepada ku bawakan aku cinta dan harapan baru
Untuk bisa bersamamu
Cintamu telah membelenggu jiwaku
Terpenjarakan jeruji-jeruji indah
Lukisan-lukisan wakahmu
Ragaku tak bisa kukendalikan
Tak kalau hatiku masih kau rengut
Datanglah padaku
Kembalikan kehidupanku
Cinta sejati tak pernah menyakiti

Selasa, 21 Mei 2013

kebersamaan..


karena garis kehidupan lah yang mempertemukan kami menjadi sebuah keluarga yang berasal dari sifat, gaya, suku, agama, bahasa, dan pulau berbeda.
we are family.....
we are one......
we are MSP 12 B








Senin, 06 Mei 2013

Pohon Apel

Cerita Inspiratif: KISAH POHON APEL

Dahulu kala, ada sebuah pohon apel besar.

Seorang anak kecil suka datang dan bermain-main setiap hari.

Dia senang naik ke atas pohon, makan apel, tidur sejenak di bawah bayang-bayang pohon apel …

Ia mencintai pohon apel itu dan pohon itu senang bermain dengan dia. 

Waktupun terus berlalu …….

Anak kecil itu sudah dewasa dan dia berhari-hari tidak lagibermain di sekitar pohon. Suatu hari anak itu datang kembali ke pohon dan ia tampak sedih.

“Ayo bermain dengan saya,” pinta pohon apel itu.

Aku bukan lagi seorang anak, saya tidak ‘bermain di sekitar pohon lagi.

“Anak itu menjawab,” Aku ingin mainan. Aku butuh uang untuk membelinya. “” Maaf, tapi saya tidak punya uang …..

tapi Anda bisa mengambil buah apel saya dan menjualnya. Maka Anda akan punya uang.

“Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua apel di pohon dan pergi dengan gembira.

Anak itu tidak pernah kembali setelah ia mengambil buah apel.

Pohon itu sedih.

Suatu hari anak itu kembali dan pohon itu sangat senang.

“Ayo bermain-main dengan saya” kata pohon apel.

Saya tidak punya waktu untuk bermain.

Aku harus bekerja untuk keluargaku.

Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal.

Dapatkah Anda membantu saya?

“Maaf tapi aku tidak punya rumah.

Tetapi Anda dapat memotong cabang-cabang saya untuk membangun rumahmu.” Lalu, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting dari pohon dan pergi dengan gembira.

Pohon itu senang melihatnya bahagia, tapi anak itu tidak pernah kembali sejak saat itu.

Pohon itu kesepian dan sedih.

Suatu hari di musim panas, anak itu kembali dan pohon itu begitu gembira.

“Ayo bermain-main dengan saya!” kata pohon.

“Saya sangat sedih dan mulai tua.

Saya ingin pergi berlayar untuk bersantai dengan diriku sendiri.

Dapatkah kau memberiku perahu?” …

“Gunakan batang pohonku untuk membangun perahu.

Anda dapat berlayar jauh dan menjadi bahagia.

” Lalu anak itu memotong batang pohon untuk membuat perahu.

Dia pergi berlayar dan tak pernah muncul untuk waktu yang sangat panjang.

Akhirnya, anak itu kembali setelah ia pergi selama bertahun-tahun.

“Maaf, anakku, tapi aku tidak punya apa-apa untuk Anda lagi.

Tidak ada lagi apel untuk ananda. …” kata pohon “…..
” Saya tidak punya gigi untuk menggigit “jawab anak itu.”
” Tidak ada lagi batang bagi Anda untuk memanjat” .
“Saya terlalu tua untuk itu sekarang” kata anak itu.”
“Saya benar-benar tak bisa memberikan apa-apa ….. satu-satunya yang tersisa adalah akar sekarat” kata pohon apel dengan air mata.
“Aku tidak membutuhkan banyak sekarang, hanya sebuah tempat untuk beristirahat. Saya lelah setelah sekian tahun.” Anak itu menjawab.
“Bagus! Akar Pohon Tua adalah tempat terbaik untuk bersandar dan beristirahat di situ.”

“Ayo, ayo duduk bersama saya dan istirahat”
Anak itu duduk dan pohon itu sangat gembira

dan tersenyum dengan air mata...

Senin, 29 April 2013

Tanpa Arah

Tak tau aku harus mengarah ke mana,
aku t'lah kehilangan arah ku
bahkan sang penunjuk arah pun t'lah tak bersamaku
sejak 2 minggu yang lalu
dan untuk selamanya tidak kan bersama ku

Minggu, 28 April 2013

Menanti Hadirmu



Menanti Hadirmu
Semilir Angin membuat tubuhku gigil
Aku hanya dapat berharap
Pelukmu dan hangat tubuhmu
Yang dapat menghangatkan jiwaku
Saat ini aku menanti mu
Menanti peluk hangat tubuhmu
Di temani cahaya rembulan
Aku akan selalu menantikan hadirmu